HUBUNGAN LIMA PILAR STBM DENGAN RESIKO STUNTING DI DESA LOKUS STUNTING DESA SIDOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2024
Abstract
Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat bayi usia 0-59 bulan (balita) di Lampung yang mengalami stunting mencapai 18,5% pada 2021. Kabupaten Tanggamus tercatat sebagai kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting terbesar di Provinsi Lampung, yakni sebesar 25%. Dengan demikian, 1 dari 4 Balita di kabupaten ini tinggi badannya di bawah standar tinggi badan seusianya. Wilayah dengan prevalensi Balita stunting terbesar berikutnya, yaitu Kabupaten Pesisir Barat sebesar 22,8%, Kabupaten Lampung Barat sebesar 22,7%, dan Kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 22,1%, Kabupaten Lampung Selatan sebesar 16,3%. Sedangkan Kabupaten Lampung Timur sebesar 15,3%, dan berdasarkan keputusan bupati lampung Timur Nomor:B/64/21-SK/2023 tentang penetapan lolasi focus ( LOKUS ) intervensi stunting di kabupaten lampung Timur tahun 2024 khususnya Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Sedangkan Kabupaten Tulangbawang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi Balita stunting terendah, yaitu hanya 9,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lima pilar STBM dengan resiko stunting di Desa Lokus Stunting Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kabupaten Lampung Timur Tahun 2024 dengan pendekatan Crossectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 208 orang. Penelitian dilaksanakan selama ± 2 bulan yang akan dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2024.
Hasil penelitian diektahui bahwa, tidak ada hubungan lima pilar STBM yang meliputi; Stop Buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, Pengolahan air dan makanan dengan benar, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga . dengan resiko Stunting di Desa Lokus Stunting Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kabupaten Lampung Timur Tahun 2024 dikarenakan nilai P value>0,05.maka sebaiknya masyarakat lebih bereperan aktif dalam memperhatikan kebersihan linkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai suatu upaya pencegahan dan penurunan angka stunting.