PENGARUH EDUKASI KESEHATAN AUDIO VISUAL BERTUTUR BAHASA MADURA TERHADAP SELF EFFICACY IBU TENTANG PRAKTIK MENYUSUI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI
Abstract
Kejadian balita pendek atau stunting masih menjadi permasalahan global yang dialami oleh balita di dunia, termasuk Indonesia. Hasil studi pendahuluan 10 ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan didapatkan bahwa 7 (70%) memiliki self afficacy rendah dalam pencegahan stunting. Tujuan penelitian adalah menganalisis perbedaan self efficacy ibu tentang praktik menyusui dan PMT antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Metode penelitian ini menggunakan Quasy-experiment pretest-posttest with control group design. Variabel independent promosi kesehatan melalui audiovisual bertutur bahasa Madura sedangkan variabel dependent Self afficacy ibu tentang praktik menyusui dalam pencegahan stunting. Jumlah populasi sebanyak 72 berupa ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Jaddih, dengan sampel 32 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner self efficacy ibu dalam praktik menyusui dan self efficacy ibu dalam pemberian makanan tamabahan pencegahan stunting. Uji statistik menggunakan uji paired t-test dan independent t-test dengan α 0,05.
Hasil penelitian ada perbedaan self efficacy ibu anatara kelompok yang diberikan edukasi kesehatan melalui audio visual bertutur Bahasa Madura tentang praktik menyusui dengan kelompok yang tidak diberikan, ada perbedaan self efficacy ibu anatara kelompok yang diberikan edukasi kesehatan melalui audio visual bertutur Bahasa Madura tentang pemberian makanan tambahan dengan kelompok yang tidak diberikan.
Tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan mendalami program mengatasi masalah stunting di Indonesia, dengan memanfaatkan media audiovisual bertutur Bahasa Madura yang mudah dipahami oleh ibu sebagai salah satu media dalam melakukan promosi kesehatan dalam pencegahan stunting