Prevalensi Retinopati Diabetik Pada Pendertia Diabetes Melitus Pada Komunitas Prolanis Kota Bangkalan Tahun 2021
Abstract
Retinopati diabetik (RD) adalah penyebab utama kebutaan pada individu yang menderita diabetes mellitus (DM) di seluruh dunia. Prevalensi RD di Asia bervariasi antara 10 hingga 43.1%. Meskipun belum ada data prevalensi secara nasional, Indonesia diperkirakan memiliki tingkat prevalensi yang serupa. Kurangnya upaya dalam deteksi dini RD sebagai bagian dari upaya pencegahan kebutaan menimbulkan risiko peningkatan angka kebutaan akibat RD di masa mendatang.Untuk mengetahui prevalensi RD di kalangan penderita DM di komunitas Prolanis di kota Bangkalan.Penelitian potong lintang deskriptif ini melibatkan serangkaian pemeriksaan termasuk evaluasi visus dengan koreksi terbaik, pengukuran tekanan bola mata, evaluasi segmen anterior, funduskopi, dan pengambilan foto fundus. Diagnosis retinopati diabetik ditegakkan sesuai dengan kriteria yang digunakan dalam Early Treatment Diabetic Retinopathy Study (ETDRS), yang mencakup non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) dan proliferative diabetic retinopathy (PDR). Pemeriksaan fundus dilakukan oleh seorang dokter spesialis mata dan dilakukan pengambilan foto fundus dengan atau tanpa pupil dilatasi di sebuah klinik mata di Bangkalan. Sebanyak 68 pasien yang menderita diabetes melitus (DM) menjalani pemeriksaan, dan dari mereka teridentifikasi 19 kasus retinopati diabetik (28.36%). Karakteristik pasien yang mengalami retinopati diabetik dalam penelitian ini mayoritas adalah perempuan, berusia antara 40 hingga 75 tahun, telah menderita DM selama lebih dari 10 tahun, tidak mengalami keluhan gangguan penglihatan, memiliki tajam penglihatan yang lebih baik dari 0.3 dengan koreksi terbaik, dan memiliki asuransi kesehatan. Prevalensi retinopati diabetik dalam komunitas Prolanis yang menderita diabetes melitus di kota Bangkalan adalah 28.36%.