PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN POMPOM POTATO WITH PEANUT BUTTER SEBAGAI SELINGAN TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
Abstract
Pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting. Sebelas intervensi stunting difokuskan pada masa sebelum kelahiran (wanita usia subur dan kehamilan), anak usia 6 – 23 bulan dan balita, diantaranya adalah pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta. Salah satu produk pangan yang dapat dijadikan alternatif makanan selingan adalah Pompom Potato with Peanut Butter..
Tujuan penelitian ini adalah Menghasilkan formula makanan selingan Pompom Potato with Peanut Butter yang paling disukai yang tinggi kalori dan protein.
Penelitian eksperimen dengan perlakuan enrichment pada pembuatan Pompom Potato with Peanut Butter. Teknik yang digunakan berupa Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan lima formula pada pembuatan isian nugget dengan perbandingan ayam dan wortel secara berurutan F0 (0), F1 (6:4), F2 (7:3), F3 (8:2), F4 (9:1). Pengamatan meliputi organoleptik dengan metode uji rating hedonik dan perhitungan nilai gizi. Analisis data meliputi uji ANOVA α=0,05 dengan uji lanjutan Duncan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh formula produk Pompom Potato with Peanut Butter berada diantara kategori agak suka dan suka. Produk yang paling disukai adalah F4 yaitu formula Pompom Potato yang diberi isian nugget noissete dengan perbandingan daging ayam dan wortel adalah 90:10. Hasil uji ANOVA menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada seluruh penilaian organoleptik antara kelima produk meliputi warna pada F0 (p-value 0,001), rasa pada F4 (p-value 0,004), aroma pada F4 (p-value 0,002), tekstur pada F1 (p-value 0,008), dan penerimaan keseluruhan (p-value 0,023).
Informasi nilai gizi Pompom Potato with Peanut Butter yang paling disukai dalam 1 sajian (70 g atau setara dengan 10 buah) senilai 191,6 kkal, 6,3 g protein, 14,7 g lemak, 0,8 mg zat besi.
References
2. Bloem, M.W., de Pee, S., Hop, L.T., Khan, N.C., Laillou, A., Minarto, Moench-Pfanner, R., Soekarjo, D., Soekirman, Solon, J.A., Theary, C., Wasantwisut, E. (2013). Key strategies to further reduce stunting in Southeast Asia: lessons from the ASEAN countries workshop. Food Nutr. Bull. 34, S8–S16.
3. Boskou and Elmadfa. 2011. Frying of food (Oxidation, Nutrient and Non-Nutrient Antioxidant, Biologically Active Compounds, and High Temperatures). Boca Raton: CRC Press.
4. Fikawati S, Syafiq A, Karima K. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta : Rajawali Press.
5. Kemenkes RI. 2014. Hasil Survei Diet Total (SDT). Jakarta
6. Kemenkes. 2018. Data Komposisi Pangan Indonesia - Beranda. https://www.panganku.org/id-ID/beranda
7. Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pemberian Makan pada Bayi dan Anak. Jakarta.
8. Kemenkes RI. 2023. Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022. Jakarta. Available form https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/buku-saku-hasil-survei-status-gizi-indonesia-ssgi-tahun-2022/
9. Kemenkes RI. 2023. Pedoman SDIDTK dan Pemberian Makan pada Balita dan Anak Prasekolah. Jakarta.
10. Krisnawati, Inti. 2013. Olahan Kentang untuk Bayi dan Balita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
11. Kusnandar, Feri. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.
12. Lamid, Astuti. (2015). Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis Prospek Penanggulangannya di Indonesia. Bogor : IPB Press.
13. Oke, E. K., Idowu, M. A., Sobukola, O. P., Adeyeye, S. A. O., & Akinsola, A. O. (2018). Frying of Food: A Critical Review. Journal of Culinary Science and Technology, 16(2), 107–127. https://doi.org/10.1080/15428052.2017.1333936
14. Rahardjo, Pamudji. 2020. Minyak Goreng untuk Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
15. Rahmi dan Kusuma. 2020. Ilmu Bahan Makanan. Malang: UB Press.
16. Santosa, Mudji. 2019. Budi Daya Kentang Dataran Tinggi dan Dataran Medium di Lahan Tropis. Malang: UB Press.
17. WHO. (2014). WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. World Health Organization.
18. WHO. 2023. Guideline for complementary feeding of infants and young children 6–23 months of Ages. Geneva.