PENGARUH PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN FLOUR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

  • Rila Rindi Antina Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudia Husada Madura
Keywords: personal hygiene, flour albus, remaja

Abstract

Keputihan (leukorhea, white discharge atau flour albus)
pengeluaran berupa lendir jenuh, tidak berwarna dan berbau
merupakan respon fisiologis alat reproduksi wanita. Fase
perkembangan remaja adalah fase paling kompleks dan paling penting
bagi remaja adalah masa pubertas, pada masa ini remaja putri
mengalami matangnya organ reproduksi yang akan berpengaruh pada
kejadian keputihan pada bagi remaja putri terutama pada periode
sebelum dan sesudah menstruasi. Akan tetapi ada beberapa
kondisi pada remaja yang bisa menyebabkan kejadian flour
albus patologis salah satunya adalah personal hygiene. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh personal
hygiene terhadap kejadian flour albus pada remaja putri.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian
analitik debgan desain longitudinal yang bersifat prospektif
(kohort). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah
personal hygiene sedangkan variabel dependennya adalah flour
albus. Data personal hygiene dikumpulkan menggunakan
kuesioner dan data flour albus menggunakan lembar observasi.
Untuk mengetahui adanya pengaruh personal hygiene terhadap
kejadian flour albus menggunakan uji statistik Regresi
Logistik.
Hasil analisis pengaruh menggunakan uji statistik
Regresi Logistik dengan α 0,05 didapatkan hasil ρ Value 0,001
sehingga ada pengaruh personal hygiene dengan kejadian flour
albus. Nagelkerke R Square yang mengadaptasi R square pada
regresi linier menunjukkan nilai 0,552. Artinya secara umum
variabel personal hygiene dapat menjelaskan 55,2% kejadian
flour albus. Nilai exp (B) variabel personal hygiene sebesar
0,532 menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan
kemampuan personal hygiene dapat mengurangi kejadian flour
albus sebesar 0,532 kali.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan
peran serta tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan
penyuluhan pada remaja tentang personal hygiene. Selain itu,
diharapkan agar remaja putri mampu melakukan personal
hygiene secara benar.

References

Aulia.2012. Serangan penyakit-penyakit khas wanita paling sering terjadi. Yogyakarta, buku biru
BKKBN. 2006. Lomba Karya Tulis Remaja. Available online: http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailRubrik.aspx?MyID2255.c02 Desember 2012
Depkes RI. 2001. Program Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Integrative Ditingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Depkes
Maghfiroh, K. 2010. Hubungan Pengetahuan tentang personal hygiene dengan penanganan keputihan pada siswi pondok pesantren Darul Hasanah Kali Kondang Demak tahun 2010 Universitas Muhammadiyah Semarang.
Maulinda. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMPN 1 Margahayu. Skripsi Universitas Padjajaran Bandung
Nurul. 2011. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) pada perempuan Indonesia. Depok: Pusat Komunikasi Kesehatan Perspektif Gender Bekerjasama dengan Ford
Foundation.
Potter, Patricia A. Dan Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan– Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.
Putu. 2009. Prevalensi Kejadian Keputihan. http://www.ziddu.com/download/5028081/atPrevalensi-kejadian.keputihan.zipdiakses tanggal 30 januari 2019
Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: ANDI
Published
2019-11-27
Section
Articles