Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Terjadinya Stunting pada Balita

  • Yayuk Liliana Ernawati STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo
  • Yessy Nur Endah Sari STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo
  • Agustina Widayati STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo
Keywords: stunting, faktor resiko stunting, pertumbuhan anak

Abstract

Latar belakang: Stunting pada anak-anak merupakan masalah yang cukup serius berkaitan dengan risiko angka kesakitan dan kematian serta pertumbuhan dan perkembangan anak, dan penyakit penyerta lainnya. Tujuan: menganalisis faktor -faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya stunting pada balita di Puskesmas Mumbulsari Kabupaten Jember. Metode: desain penelitian ini adalah penelitian korelatif dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita pada bulan Juni 2022 sebanyak 43 orang. Besar sampel dalam penelitian ini sebesar 43 orang yang diambil secara jenuh. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner kemudian data diolah menggunakan SPSS dengan menggunakan analisis univariat bivariat dan multivariat. Hasil: ketahui bahwa sebagian besar balita bukan lahir dengan berat rendah sebanyak 35 orang (81,4%), tidak ASI eksklusif sebanyak 27 orang (62,8%), pendidikan menengah sebanyak 30 orang (69,8%), jenis kelamin perempuan sebanyak 34 orang (79,1%) kategori ibu tinggi sebanyak 27 orang (62,8%), status ekonomi ibu adalah di bawah UMR sebanyak 26 orang (60,5%) dan tidak mengalami stunting sebanyak 32 orang (74,4%).

References

Hidayat. (2017). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. In Science as Culture. (4).
Larasati, N. N. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 bulan di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun 2017. Skripsi, 1–104.
Notoatmodjo. (2017). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurtina, wa ode, Amiruddin, & Munir, A. (2017). Faktor risiko kejadian gizi kurang pada balita di wilayah kerja puskesmas Benu-Benua Kota Kendari. Tahun 2017. Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 5(4), 778–787.
Ratu dkk. (2018). Hubungan Tinggi Badan Orangtua Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Kesmas, 7(8), 1–8.
Sekretariat Jendral Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Setyawati, & Hartini. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat (D. Publisher, Ed.). Yogyakarta: CV Budi Utama.
Soetjiningsih. (2016). Tumbuh Kembang Anak (Edisi 2). Jakarta: EGC.
Solechah, M. (2014). Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kebidanan, 1.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan., A. &. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Bulan Penelitian Kesehatan, 45, 233–240.
UNICEF. (2018). Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in children under 5 and is widespread in Asia and Africa.
WHO. (2018). What Do We Need To Know About Child Stunting. In Reducing Stunting in Children [pdf] (pp. 4-5).
Widyaningsih, C. A., Didah, D., Sari, P., Wijaya, M., & Rinawan, F. R. (2021). Identifikasi Faktor-Faktor Kejadian Stunting. Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(2), 207–214. https://doi.org/10.33024/jkm.v7i2.2854
Published
2023-08-24
Section
Articles