PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP PENGETAHUAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (Studi Penelitian Di Desa Selokbesuki Kecamatan Sukodono)
Abstract
Stunting is a condition in which a toddler's length and height are smaller than their age (WHO, 2015). Stunting is one of the symptoms of a recurring and long-term dietary issue. Stunting in toddlers has an impact on their quality of life throughout childhood, adolescence, and even adulthood (Amina, 2016). Stunting is a major worldwide health issue (Boerma T, et al, 2018).
This is a quasi-experimental study with a pretest-posttest design and a control group. Interventions of various types are provided to more than one group in this study (Notoatmodjo, 2018). A control group and an experimental group were utilized in this investigation. Using the technique of purposive learning sampling, a sample of forty thousand was chosen for the study. Data gathering entails coding, editing, entering, and cleaning, followed by SPSS analysis.
In the pre-test measurement treatment group, four mothers had strong knowledge, eight had adequate knowledge, and eight had poor knowledge. After receiving health education and completing a posttest, the mother's level of knowledge changed from 13 with good knowledge to 6 with adequate information to 1 with less understanding. The fact that there is a substantial change in the average level of mother's knowledge after receiving health education in the treatment group is accepted and demonstrates that health education has a big impact in the village of Selokbesuki, Sukodono district.
This study is expected to improve midwives' knowledge and skills as health workers in order to give alternative therapies. Because this study was so small, it is hoped that future research would provide more information for moms regarding MP-ASI in an effort to reduce stunting, particularly in the Lumajang district.
References
Amina (2016) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting pada Balita’.
Andarmoyo, S. (2015) ‘Pemberian Pendidikan Kesehatan melalui Media Leaflet Efektif dalam Peningkatan Pengetahuan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Ponorogo. Seminar “Inovasi Pembelajaran Untuk Pendidikan Berkemajuan,” Fkip Universitas Muhammadiyah.’
Aprillia, Y. T., Nugraha, S. and Mawarni, E. S. (2019) ‘Efektifitas Kelas Edukasi Makanan Pendamping Asi ( Mp-Asi ) Dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Bayi’, Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 9(2), pp. 126–133.
Arini FA, Sofianita NI, B. I. I. (2017) ‘Pengaruh Pelatihan Pemberian MP ASI Kepada Ibu dengan Anak Baduta Di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Pemberian MP ASI’, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 13(1), p. 80.
Boerma T, Requejo J, Victora CG, et al (2018) ‘tracking progress towards universal coverage for reproductive, maternal, newborn, and child health’, 391.
Darmadi, H. (2017) Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Depkes, R. (2018) Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Hasil Utama RisKesDas 2018. 14 Mei 2019. Available at: http://www.depkes.go.id/resources/do%0Awnload/info-terkini/hasil-riskesdas2018.pd.
Desyanti, T., dan T, S, N. (2017) ‘Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan Praktik Higine dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya’, Amerta Nutrition, 1(3), pp. 243–251.
Dinas Kesehatan, K. L. (2019) ‘Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018-2023’, 2021, (13), p. 66.
Fitriana, E. (2017) ‘Pengaruh Penyuluhan MP ASI Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian MP ASI di Puskesmas Samigaluh’.
Gusti, D., H. Bahtiar., M. (2013) ‘Promo ASI eksklusif memakai metode konseling dengan penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap pada Ibu menyusui’, Jurnal kesehatan masyarakat, 6(1), pp. 4–9.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014) Pedoman Gizi Seimbang. Edited by Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Lestari MU, Lubis G, P. D. (2014) ‘Hubungan pemberian makanan pendamping asi (mp-asi) dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Kota Padang Tahun 2012’, Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2), pp. 188–90.
Mitra (2015) ‘Stunting atau disebut “pendek” merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat kekurangan gizi buruk kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, diantaranya p’, Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), pp. 254–261.
Notoatmodjo (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. (2011) Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo S. (2015) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018) Metodologi Penelitian Kesehatan Notoatmodjo S, editor, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Noviana, N. (2016) Konsep HIV/AIDS Seksualitas Dan Kesehatan Reproduksi. Edisi Pert. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Nursalam (2016) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba.
Ratna, I. dan W. (2016) Promosi Kesehatan. pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhardjo (2013) Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Susanti dan Citerawati (2019) NCP Komunitas. Malang: Wineka Media.
Trihono., Atmarita, D., Tjandrasarini, A., Irawati, N, H., Utami, T., Tajeyanti dan I, N. (2015) Pendek (stunting) di Indonesia; Masalah dan Solusinya. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
WHO (2015) ‘Stunting in a Nutshell’.