Implementasi Edukasi Menyusui, Pijat Woolwich, dan Pijat Oksitosin pada Ibu Post Partum Terhadap Keadekuatan Suplai ASI

  • Eni Folendra Rosa Polytechnic of Health Palembang, Indonesia
  • Eka Harsanto Poltekkes kemenkes Palembang
  • Shela Anggraini Poltekkes kemenkes Palembang
Keywords: ASI, pijat woolwich, pijat oksitosin, post partum

Abstract

Menyusui eksklusif mendukung kesehatan bayi dan ibu. Namun, banyak ibu post partum mengalami kesulitan dalam menyusui karena ketidakadekuatan suplai ASI. Implementasi edukasi menyusui, pijat Woolwich, dan pijat oksitosin dipercaya dapat membantu mengatasi masalah ini. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif pada dua ibu post partum yang mengalami ketidakadekuatan suplai ASI. Kriteria inklusi mencakup ibu berusia 20-35 tahun dengan bayi berusia 2 minggu yang mengalami kesulitan menyusui. Intervensi yang diterapkan meliputi edukasi menyusui, pijat Woolwich, dan pijat oksitosin selama 6 kali pertemuan dalam periode 3 minggu. Data dikumpulkan melalui observasi dan instrumen penilaian. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi ASI, perlekatan bayi pada payudara, dan kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar. Frekuensi miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam meningkat, lecet pada puting menurun, serta kelelahan dan kecemasan maternal berkurang. Bayi tidur lebih nyenyak setelah menyusu. Studi kasus ini menyimpulkan kombinasi edukasi menyusui, pijat Woolwich, dan pijat oksitosin efektif meningkatkan keadekuatan suplai ASI pada ibu post partum. Intervensi ini membantu merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, yang esensial untuk produksi dan pengeluaran ASI. Disarankan edukasi menyusui perlu terus diperkuat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, sementara pijat Woolwich dan pijat oksitosin dapat menjadi tambahan terapi yang bermanfaat untuk mengoptimalkan suplai ASI.

Published
2024-06-30
Section
Articles