Koping Sebagai Faktor Protektif Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Remaja Dengan Gangguan Jiwa (Pendekatan Teori Keperawatan “Resilience” Haase&Peterson)
Abstract
Gangguan jiwa terjadi pada semua usia termasuk pada remaja. Pengobatan dan pemulihan remaja dengan gangguan jiwa tidak lepas dari peran keluarga, oleh karena itu dibutuhkan resiliensi keluarga agar mampu mengatasi stresor yang muncul selama merawat remaja. Haase & Peterson mencetuskan teori “Resilience”. Penguatan resiliensi keluarga berfokus pada faktor protektif yaitu koping yang positif dari masing-masing anggota keluarga. Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis hubungan koping dengan resiliensi keluarga yang memiliki remaja dengan gangguan jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 60 orang anggota keluarga dari remaja dengan gangguan jiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji korelasi pearson. Penelitian dilakukan di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara koping dengan resiliensi keluarga, dibuktikan dengan nilai p=0,000 dan nilai r=0,734. Semakin adaptif koping, semakin tinggi resiliensi keluarga. Dengan adanya hubungan antara koping dengan resiliensi keluarga yang memiliki remaja dengan gangguan jiwa maka perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada penderita gangguan jiwa dan keluarganya dapat menyampaikan pentingnya koping dan resiliensi keluarga dalam perawatan pasien.